Recent Posts

BAB 1 BERPIKIR KOMPUTASIONAL


  BAB 1


A. Pola Berpikir 

1. Konsep Ide Gagasan

        Suatu ketika, mouse yang tersambung pada laptop Anda tidak bisa digerakkan sehingga pekerjaan Anda terhenti sementara. Keadaan tersebut akhirnya memicu pemikiran tentang apa yang sebenarnya terjadi pada mouse tersebut, apakah baterai telah habis, sambungan bluetooth kurang baik, mouse memang sudah rusak, atau mungkin karena sistem operasi atau perangkat komputer sedang bermasalah? Otak akan secara otomatis merespon dengan memberikan solusi cepat untuk menghadapi permasalahan tersebut, misalnya bertanya pada teknisi bagi pengguna awam atau melakukan beberapa percobaan untuk mengetahui penyebab gejala kerusakan tersebut. 

2. Teknik Memetakan Ide 

         Kompleksitas permasalahan yang ditemui harus diimbangi dengan visualisasi penjabaran ide atau gagasan secara detail, jelas, dan mudah dibaca. Selain memudahkan penelusran histori dan runtutan alur ide, visualisasi rancangan ide dapat menjadi bahan evaluasi dan panduan bagi orang lain. Tahapan untuk mengategorikan, menjabarkan, dan menggambarkan ide dalam sebuah sitem pemetaan dapat mengacu pada bebrapa pada tahapan berikut.

3. Konsep Algoritme 

         Algoritme sebenarnya berasal dari kata "algorism" yang mengandung pengertian cara membuat metode penyelesaian masalah secara logis, runtut, dan sinematis dalam waktu secepat mungkin. Ketika teknisi komputer melakukan perbaikan laptop yang layar monitornya tidak menyala, ia pasti memiliki ide-ide dalam benaknya untuk menguji penyebab kerusakan tersebut. Ide-ide tersebut disusun secara sistematis dan logis sehingga menghasilkan keputusan akhir yang dapat mengidentifikasi penyebab kerusakan tersebut. Hal ini yang disebut dengan algoritme, ada nilai masukan (masalah) kemudian proses seleksi dan analisis, serta diakhiri dengan pengambilan keputusan untuk menampilkan keluaran.

B. Pernyataan Dan Logika Proposisi 

1. Definisi Proposisi

         Dalam pembelajaran logika, Anda akan dituntun untuk berpikir secara rasional dan logis. Untuk menyimulasikan penalaran awal yang baik, akan dijelaskan dengan cara penyampaian kalimat dalam bentuk pernyataan. menurut KBBI, pernyataan merupakan hal yang menyatakan, tindakan yang menyatakan, sesuatu yang dapat mengandung makna benar atau salah, tetapi tidak kedua-duanya. Sama halnya dengan sistem komputasi, yang selalu menghasilkan nilai benar/true (10) atau salah/false (0). Pernyataan dapat ditulis dalam sebuah kalimat, tetapi juga dapat dalam bentuk notasi/simbolis yang memberikan pernyataan benar atau salah.


2. Aspek Penggunaan dalam Proposisi

a. Aspek bentuk  
b. Aspek sifat 
c. Aspek luas 
d. Aspek kualitas dan kuantitas `    `    `

C. Logika Matematika

1.Negasi 

       Negasi merupakan metode membalikkan nilai sebelumnya,yang semula benar menjadi salah dan salah menjadi benar. Dengan menambahkan negasi (menggunakan simbol -),Anda dapat membuat penyangkalan atau pengingkaran dari pernyataan yang sebelumnya dibuat.

2.Konjungsi

       Konjungsi merupakan teknik penggabungan beberapa pernyataan yang kemudian dikenal dengan istilah pernyataan majemuk. Karakteristik konjungsi adalah penggunaan kata "dan" yang dinotasikan dengan simbol "^". Sebagai contoh, x ^ y dibaca dan y. Konjungsi akan menghasilkan keluaran true atau benar jika kedua masukan bernilai besar. 

3. Disjungsi 

       Disjungsi merupakan teknik perbandingan antara dua pernyataan (pernyataan majemuk) yang di hubungkan dengan kata "atau" dan dipresentasikan dalam bentuk notasi simbol "v". Disjungsi akan menghasilkan benar atau true selama ada salah satu pernyataan yang bernilai benar.

4. Implikasi 

       Implikasi merupakan salah satu penerapan pernyataan majemuk yang merupakan kata penghubung "jika..., maka..." dengan notasi simbol berupa "→". Sebagai contoh, p → q dapat dibaca sebagai "jika p, maka q".

5. Biimplikasi 

        Bimplikasi merupkan salah satu jenis pernyataan majemuk yang di bentuk dengan menggunakan kata penghubung "...jika dan hanya jika...", yang diwakili dengan simbol notasi "↔".


D. Metode Penalaran



1. Deduktif 

        Deduktif adalah metode penalaran yang difokuskan untuk manggali informasi-informasi secara umum, kemudian di rangkum menjadi simpulan secara khusus. Dengan kata lain, penalaran deduktif akan di mulai dengan menganalisis pernyataan atau kalimat-kalimat umum kemudian disaring dan ditarik menjadi simpulan secara khusus. Pola pikir deduktif didukung oleh metode siligisme dan silogisme, yang tersusun dari dua bagian penting pernyataan (premis) dan simpulan akhir (konklusi).

2. Induktif 

Induktif adalah metode penalaran yang bertolak belakang dengan deduktif. Pengambilam simpulan di lakukan dengan mempelajari dan menganalisis pernyataan-pernyataan secara khusus atau spesifik menjadi bersifat umum.

3. Abduktif

         Abduktif adalah metode penalaran yang dilakukan dengan mengambil salah satu opsi argumentasi atau alasan yang di anggap mendekati kebenaran dari beberapa pilihan argumentasi.


E. Logika Penalaran Infersi


1. Konsep Infersi 

         Infersi diambil dari istilah bahasa inggris, yaitu inference yang mengandung arti penyimpulan. Kata kerja penyimpulan sendiri memiliki makna tindakan membuat simpulan atau konklusi. Jika diterjemahkan secara luas, infersi adalah mekanisme pembuatan simpulan atau konklusi berdasarkan satu atau lebih proposisi. Dalam beberapa literatur, disebutkan bahwa metode inferensi merupakan prinsip dan mekanisme kerja logika tahap ketiga setelah menganalisis dan membuat keputusan. Dalam pelaksanaannya, metode inferensi harus mempertimbangkan faktor implikatur atau makna yang tersirat, baik secara lisan maupun tidak langsung.

2. Kebenaran Argumen

        Argumen merupakan kumpulan pernyataan dengan bagian akhir dari pernaytaan tersebut dapat dikategorikan sebagai konklusi. Adapun pernyataan-pernyataan  yang ditulis sebelumnya dikenal dengan istilah premis atau hipotesis.

3. Jenis Inferensi Berdasarkan Jumlah Premis

        Berdasarkan jumlah premisnya, inferensi dapat dibedakan menjadi dua jenis,yaitu sebagai berikut.

a. Immediate inference atau inferensi langsung
b. Mediate inference atau inferensi tidak langsung

4. Metode Inferensi

         Dalam melakukan penarikan simpulan atau inferensi, terdapat empat cara yang dapat digunakan, yaitu modus ponens, modus tollens, modus penambahan disjungtif, dan modus penyederhanaan konjungtif.


F. Logika Konversi Bilangan


1. Jenis dan Format Bilangan

          Pada umumnya, bilangan yang dikenal adalah kombinasi dari angka 0 sampai 9. Angka-Angka tersebut dapat dikelompokkan lagi menjadi beberapa jenis bilangan, mulai dari bilangan biner, ternary, desimal hingga heksadesimal.

2. Teknik Konversi Bilangan 

          Konversi adalah mengubah bentuk atau dapat dikatakan teknik mengubah suatu bentuk menjadi bentuk lainnya, dengan tetap memiliki arti dan nilai yang sama. Teknisi konversi bilangan sering digunakan dalam perhitungan kebutuhan jaringan, dari desimal ke bentuk binner. Ada dua teknik konversi bilangan yang biasa digunakan, yaitu teknik penjumlahan dan pembagian

3. Sistem Penyandi Bilangan 

           Ketika Anda menginputkan operasi penjumlahan antara angka 11 dengan 12 pada aplikasi kalkulator komputer, apakah langsung dieksekusi dan ditampilkan hasilkan begitu saja? Tentu saja tidak, ingat bahwa komputer memiliki standardisasi operasi aritmetika dengan sistem bit atau binary digit (0 dan 1, nyala dan mati, ON  dan OFF). Sederhananya, kalkulator adalah bentuk minimalis fungsi CPU dalam komputer yang menggunakan teknologi rangkaian digital untuk melakukan operasi aritmetika.



G. Berpikir Algoritmik 


1. Jenis Data dalam Penelitian 

            Filosofi berfikir komputasional identik dengan proses berpikir dalam menyelesaikan masalah dengan cara menerapkan model ilmu komputer (informatika). Dengan demikian, Anda dituntut berpola pikir runtut, teratur, detail, jelas, serta memiliki nilai input dan output  yang dihasilkan dalam memecahkan suatu permasalahan. Metode ini sering dikenal dengan istilah berpikir algoritmik, yaitu seolah-olah melakukan penalaran yang mirip dengan cara kerja komputer. Nilai yang diinputksan, diolah, dan dihasilkan merupakan sebuah data yang dapat dibaca, dihitung, dan dan dianalisis.


2. Teknologi Computational Thingking

a. Definisi dan karakter 
b. Elemen computational thingking 
c. Artificial intelligence (AI)
d. Sistem pakar 
e. Decision support system


3. Penerapan Teknologi CT 

             Konsep berpikir komputasional atau computational thingking bertujuan memudahkan pekerjaan manusia dengan cara menerapkan disiplin ilmu komputer, yang diimplementasikan dalam bentuk software, hardware, atau kombinasi keduanya. Teknologi CT dapat diterapkan dalam banyak bidang. Berikut adalah beberapa contoh penerapan teknologi CT. 

a. Biometric system 
b. Face recognition 
c. Voice atau speech recognition 
d. Fingerprint recognition 
e. Computer-Aided Diagnosis (CAD)
f. Optical Character Recognition (OCR)
g. Machine vision 
h. Data mining


4. Enkripsi ROT13

a. Konsep enkripsi dan dekripsi


             Enkripsi adalah metode atau mekanisme mengubah atau mengonversi format data menjadi bentuk lain yang tidak mudah dibaca dan dipahami. 

             Deskipsi adalah metode untuk mengembalikan data enkripsi ke bentuk plaintext sesuai aslinya. Untuk membuat enkripsi dan dekripsinya, Anda harus mampu membuat proses logika secara sinematis yang disebut dengan logika.


b. Algoritme ROT13

              Detail pemorgaman dan teknik enkripsi mendalam akan dibahas dalam bab Analisis  Data dan Dampak Sosial Informatika. Pada subbab ini, Anda akan diajak berpikir komputasi dengan terlebih dahulu memahami konsep dan alur logika enkripsi paling sederhana, yaitu ROT13. Istilah ini berasal dari kata "rotate by 13" atau diputar 13 kali (k = 13) terhadap karakter abjad. 

Tidak ada komentar